METODE
EKSPOSITORI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Metode ekspositori adalah metode pembelajaran yang
digunakan dengan memberikan keterangan terlebih dahulu definisi, prinsip dan
konsep materi pelajaran serta memberikan contoh-contoh latihan pemecahan masalah
dalam bentuk ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan penugasan. Siswa mengikuti
pola yang ditetapkan oleh guru secara cermat. Penggunaan metode ekspositori
merupakan metode pembelajaran mengarah kepada tersampaikannya isi pelajaran
kepada siswa secara langsung.
seperti kita ketahui
pada metode ceramah pusat pengajarnya terletak pada guru; guru yang
banyak bicara menyampaikan materi pelajaran (informasi), sedangkan pekerjaan
murid pada umumnya mencatat dan sebagian kecil bertanya. dominasi guru pada
metode ekspositori ini banyak dikurangi. Guru tidak terus bicara, Apakah siswa
atau mahasiswa itu mengerti atau tidak, tetapi guru memberikan informasi hanya
pada saat-saat atau bagian bagian yang diperlukan; misalnya pada permulaan
pengajaran, pada topik yang baru, pada waktu memberikan contoh-contoh soal dan
sebagainya. Karena itu dilihat dari terpusatnya kepada guru, metoda lebih murni
dari metoda ekspositori.
Pada metode ini, setelah guru beberapa saat memberikan
informasi (ceramah) guru mulai dengan menerangkan suatu konsep
mendemonstrasikan keterampilannya mengenai pola / aturan / dalil tentang konsep
itu, siswa bertanya, guru memeriksa (mengecek) apakah siswa sudah mengerti atau
belum. Kegiatan selanjutnya ialah guru memberikan contoh-contoh soal aplikasi
konsep selanjutnya merninta murid untuk menyelesaikan soal-soal di papan tulis
atau di mejanya. Siswa mungkin bekerja individual atau bekerja sama dengan
teman yang duduk di sampingnya, dan sedikit ada tanya jawab. Dan kegiatan
terakhir ialah siswa mencatat materi yang telah
diterangkan yang mungkin dilengkapi dengan soal-soal
pekerjaan rumah.
Jadi metode ekspositori ini sama dengan cara mengajar yang biasa (tradisional) kita pakai pada pengajaran matematika.
Jadi metode ekspositori ini sama dengan cara mengajar yang biasa (tradisional) kita pakai pada pengajaran matematika.
Metode lain yang akan dibahas di sini ialah metode
ekspositori. Sering metode ekspositori ini disamakan dengan metode ceramah atau
kuliah karena sama-sama sifatnya memberikan informasi; pengajaran berpusatkan
kepada guru. Di sini saya bedakan metode ekspositori dari metode ceramah
mengingat.
David P.Ausubel berpendapat bahwa metode ekspositori
yang baik adalah cara mengajar yang paling efektif daan efisien dalam
menanamkan belajar bermakna.
Pada tahun lima puluhan banyak pendidik matematika
berpendapat bahwa metode ekspositori (ceramah) itu hanya menyebabkan siswa
belajar menghafal yang tidak banyak makna (tanpa banyak mengerti). Karena
pengajaran matematika (modern) meng utamakan antara lain kepada pengertian
daripada kepada caranvil menyelesaikan soal, maka pada tahun enampuiuhan metode
itu diganti sebagian oleh metode baru misalnya dengan laboraturium,
penemuan,dan permainan.
Tetapi D.P. Ausubel percaya bahwa cara ekspositori
(ceramah) itu tidak sejelek seperti yang dituduhkan orang. Malahan sebaliknya
ia percaya bahwa cara ceramah itu merupakan cara mengajar yang paling efektif
dan efisien yang dapat menyebabkan siswa belajar secara bermakna. Sebaiknya.
metode baru se¬perti laboratorium, penemuan, permainan dan semacamnya itu :
dapat menyebabkan pengajaran tidak efektif, tidak efisien, dan bila tidak
hati-hati dapat ngawur. Karena itu ia berperdapat cara-cara ini supaya jarang
dipakai. Meskipun demikian ia menyetujui pengajaran yang menggunakan metode:
pemecahan masalah, inkuiri, dan metode belajar yang dapat menumbuhkan berfikir
kreatif dan kritis; mengajarkan materi yang berguna bagi menghadapi kehidupan,
Peningkatan kebudayaan dan ketrampilan dasar pada umumnya.
Ausubel membedakan :
a) Belajar menerima
(reception learning),materi yang disajikan kepada siswa ada dalam bentuk
akhir,dan
b) Belajar menemukan
(discovery learning): pola, dalil atau aturan harus ditemukan siswa.
Ia juga membedakan antara :
a) Belajar menghafal
(rote learning),dan
b) Belajar dengan
bermakna (meaningful lerning): disini yang diutamakan prosesnya,hasilnya nomor
dua.
B. Langkah-langkah pembelajaran metode ekspositori
B. Langkah-langkah pembelajaran metode ekspositori
Ada beberapa langkah dalam penerapan strategi
ekspositori, yaitu:
Persiapan
(Preparation)
Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa
untuk menerima pelajaran. Dalam strategi ekspositori, langkah persiapan
merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran
dengan menggunakan strategi ekspositori sangat tergantung pada langkah
persiapan. Beberapa hal yang harus dilakukan dalam langkah persiapan di
antaranya adalah:
1)
Berikan sugesti yang positif dan hindari sugesti yang negatif;
2)
Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai;
3)
Bukalah file dalam otak siswa.
Penyajian
(Presentation)
Langkah penyajian adalah langkah penyampaian
materi pelajaran sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan. Guru harus
dipikirkan guru dalam penyajian ini adalah bagaimana agar materi pelajaran
dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa. Karena itu, ada beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan langkah ini, yaitu:
1)
penggunaan bahasa,
2)
intonasi suara,
3)
menjaga kontak mata dengan siswa,dan
4)
menggunakan trik-trik yang menyenagkan
Korelasi (Correlation)
Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi
pelajaran dengan pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan
siswa dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah
dimilikinya. Langkah korelasi dilakukan untuk memberikan makna terhadap materi
pelajaran, baik makna untuk memperbaiki struktur pengetahuan yang telah
dimilikinya maupun makna untuk meningkatkan kualitas kemampuan berpikir dan
kemampuan motorik siswa.
Menyimpulkan
(Generalization)
Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti (core)
dari materi pelajaran yang telah disajikan. Langkah menyimpulkan merupakan
langkah yang sangat penting dalam strategi ekspositori, sebab melalui langkah
menyimpulkan siswa akan dapat mengambil inti sari dari proses penyajian.
Mengaplikasikan
(Application)
Langkah aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa
setelah mereka menyimak penjelasan guru. Langkah ini merupakan langkah yang
sangat penting dalam proses pembelajaran ekspositori, sebab melalui langkah ini
guru akan dapat mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan pemahaman materi
pelajaran oleh siswa. Teknik yang biasa dilakukan pada langkah ini di
antaranya:
1)
dengan membuat tugas yang relevan dengan materi yang telah disajikan,
2)
dengan memberikan tes yang sesuai dengan materi pelajaran yang telah disajikan.
C. Kelebihan dan Kelemahan
Strategi Ekspositori
1. Kelebihan
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan strategi
pembelajaran yang banyak dan sering digunakan. Hal ini disebabkan strategi ini
memiliki beberapa keunggulan, di antaranya:
1)
Dengan strategi pembelajaran ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan
keluasan materi pembelajaran, ia dapat mengetahui sampai sejauh mana siswa
menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.
2)
Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi
pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang
dimiliki untuk belajar terbatas.
3)
Melalui strategi pembelajaran ekspositori selain siswa dapat mendengar melalui
penuturan (kuliah) tentang suatu materi pelajaran, juga sekaligus siswa bisa
melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi).
4)
Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini bisa digunakan untuk jumlah
siswa dan ukuran kelas yang besar.
2. Kelemahan
Di samping memiliki kelebihan, strategi ekspositori
juga memiliki kelemahan, di antaranya:
1)
Strategi pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang
memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik. Untuk siswa yang tidak
memiliki kemampuan seperti itu perlu digunakan strategi lain.
2)
Strategi ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik
perbedaan kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan
gaya belajar.
3)
Karena strategi lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit
mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan
interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis.
4)
Keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori sangat tergantung kepada apa
yang dimiliki guru, seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri,
semangat, antusiasme, motivasi, dan berbagai kemampuan seperti kemampuan
bertutur (berkomunikasi), dan kemampuan mengelola kelas. Tanpa itu sudah dapat
dipastikan proses pembelajaran tidak mungkin berhasil.
D.Contoh Mengajar dengan Metode
Ekspositori
Belajar menerima maupun menemukan sama-sama dapat
berupa belajar menghafal atau bermakna. Misalnya dalam mempelajari konsep dalil
Pythagoras tentang segitiga siku-siku, mungkin bentuk terakhir c2 =
b2 + a2 sudah disajikan (belajar menerima), tetapi siswa
memahami rumus itu selalu dikaitkan dengan sisi-sisi sebuah segitiga siku-siku
; jadi ia belajar secara bermakna. Siswa lain memahami rumus c2 = b2
+ a2 dari pencarian (belajar menemukan), tetapi bila kemudian ia
menghafalkan c2 = a2 + b2 tanpa dikaitkan dengan
sisi-sisi sebuah segitiga siku-siku, maka jadinya ia belajar menghafal.

1 komentar:
Jos :)